( Disusun Oleh : Rudi Salam Sinulingga )
BAB
I
PENDAHULUAN
Masalah penting yang sering dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih atau menentukan materi
pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam rangka
membantu siswa mencapai kompetensi.Hal ini
disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam kurikulum atau silabus,materi
bahan ajar hanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk “materi pokok”. Menjadi tugas guru untuk menjabarkan materi pokok tersebutsehingga menjadi bahan ajar yang lengkap. Selain itu, bagaimana caramemanfaatkan
bahan ajar juga merupakan masalah. Pemanfaatan dimaksudadalah bagaimana cara mengajarkannya ditinjau dari pihak guru, dan caramempelajarinya
ditinjau dari pihak murid.Berkenaan dengan pemilihan bahan ajar ini,
secara umum masalahdimaksud meliputi cara penentuan jenis materi, kedalaman,
ruang lingkup,urutan penyajian, perlakuan (treatment) terhadap materi
pembelajaran, dsb.Masalah lain yang berkenaan dengan bahan ajar adalah memilih
sumber dimana bahan ajar itu didapatkan.
Ada kecenderungan sumber bahan ajar dititikberatkan
pada buku. Padahal banyak sumber bahan ajar selain bukuyang dapat digunakan.
Bukupun tidak harus satu macam dan tidak harussering berganti seperti terjadi selama ini. Berbagai buku dapat dipilihsebagai
sumber bahan ajar.Termasuk masalah yang
sering dihadapi guru berkenaan dengan bahan ajar adalah guru memberikan
bahan ajar atau materi pembelajaranterlalu luas atau terlalu sedikit, terlalu mendalam atau terlalu dangkal,urutan penyajian yang tidak tepat, dan jenis
materi bahan ajar yang tidak sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai oleh siswa. Berkenaan dengan buku sumber sering terjadi setiap ganti semester atau ganti tahun ganti buku.
Sehubungan dengan itu, perlu disusun rambu-rambu pemilihan dan pemanfaatan bahan ajar untuk
membantu guru agar mampu memilih materi pembelajaran atau bahan ajar dan
memanfaatkannya dengan tepat. Rambu-rambu dimaksud antara lain berisikan konsep
dan prinsip pemilihan materi pembelajaran, penentuan cakupan, urutan, kriteria dan langkahlangkah pemilihan, perlakuan/pemanfaatan, serta sumber materi pembelajaran
BAB
II
PEMBAHASAN
A. HAKIKAT BAHAN AJAR
Bahan ajar/ materi pembelajaran, atau dalam bahasa arab
disebut al-mawad al-ta’limiyyah (al-mawad al-dirasiyyah) merupakan
hal yang penting dalam sebuah proses belajar mengajar, dan merupakan faktor
yang berpengaruh terhadap mutu pendidikan.[1]
Wina Sanjaya menjelaskan pengertian bahan atau materi
pelajaran (lerning materials) adalah segala sesuatu yang menjadi isi
kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar dalam
rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan
pendidikan tertentu. Bahkan dalam pengajaran yang berpusat pada materi pelajaran (subject-centered
learning), materi pelajaran merupakan inti dari kegiatan pembelajaran, karena
keberhasilan suatu proses pembelajaran ditentukan oleh seberapa banyak siswa
dapat menguasai materi kurikulum.[2]
Materi pelajaran dapat dibedakan menjadi:
pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan
sikap (attitude). Merril membedakan isi (materi pelajaran) menjadi empat
macam, yaitu: fakta, konsep, prosedur, dan prinsip. Sedangkan menurut Hilda
Taba, bahan atau materi pelajaran dapat digolongkan menjadi 4 tingkatan, yakni
fakta khusus, ide-ide pokok, konsep, dan sistem berpikir.[3]
Oemar Hamalik menjelaskan, bahan pengajaran adalah bagian
integral dalam kurikulum sebagaimana yang telah ditentukan dalam Garis-garis
Besar Program Pengajaran. Itu sebabnya, dapat dikatakan bahwa bahan pengajaran
pada hakikatnya adalah isi kurikulum itu sendiri. Isi kurikulum
senantiasa mengacu ke usaha pencapaian tujuan-tujuan kurikulum dan
tujuan-tujuan instruksional bidang studi. Bahan-bahan pengajaran itu sendiri
adalah sebagai rincian daripada pokok-pokok bahasan dan subpokok-subpokok bahasan
dalam GBPP/ kurikulum bidang studi bersangkutan.[4]
Selain itu, bahan pengajaran merupakan bagian yang
penting dalam proses belajar mengajar, yang menempati kedudukan yang menentukan
keberhasilan belajar mengajar yang berkaitan dengan ketercapaian tujuan
pengajaran, serta menentukan kegiatan belajar mengajar. Karena itu, perencanaan
bahan pengajaran perlu mendapat pertimbangan secara tepat. Bahan pengajaran bukan
semata-mata berarti semua uraian yang tertera dalam buku sumber atau sumber
tercetak lainnya, melainkan memiliki klasifiksi tertentu. Berdasarkan
klasifikasi itulah, kemudian guru memilih bahan yang mana yang akan disajikan
dalam perencanaan untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah dirumuskan
sebelumnya. Sebagai kerangka acuan, bahan pengajaran umumnya diklasifikasikan
dalam tiga bidang, yakni pengetahuan, keterampilan, dan afektif. Hal ini sesuai
dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai. [5]
B. STRATEGI PEMILIHAN BAHAN AJAR
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran. Prinsip-prinsip dalam pemilihan
materi pembelajaran meliputi: prinsip relevansi, konsistensi, dan
kecukupan. Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran
hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian
standar kompetensi dan kompetensi dasar. Prinsip konsistensi artinya
keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka
bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Prinsip
kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu
siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu
sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang
membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika
terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk
mempelajarinya.[6]
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, menuturkan bahwa dalam
memilih sumber belajar (bahan ajar), harus didasarkan atas kriteria tertentu
yang secara umum terdiri dari dua macam ukuran, yaitu kriteria umum dan
kriteria berdasarkan tujuan yang hendak dicapai. Kedua kriteria pemilihan
sumber belajar tersebut berlaku baik untuk sumber belajar yang dirancang maupun
bagi sumber belajar yang dimanfaatkan.[7]
Maka setelah mengetahui kriteria-kriteria pemilihan bahan
ajar, perlu dijelaskan juga tentang garis besar langkah-langkah pemilihan bahan
ajar, yang meliputi:[8]
1. Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran
Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi,
materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci
dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur.
Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian respon, penerimaan
(apresisasi), internalisasi, dan penilaian. Sedangkan materi pembelajaran aspek
motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin.
2. Memilih jenis materi yang sesuai dengan
standar kompetensi dan kompetensi dasar
Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah
termasuk jenis fakta, konsep, prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih
daripada satu jenis materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang
akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan kemudahan dalam mengajarkannya.
Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi,
langkah berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan
standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.
Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan
mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi
pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian yang
berbeda-beda.
3. Memilih sumber bahan ajar
Setelah jenis materi ditentukan, langkah berikutnya
adalah menentukan sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat
kita temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal,
koran, internet, media audiovisual.
Oemar Hamalik menetapkan lima langkah yang perlu
ditempuh dalam rangka memilih dan menentukan bahan pelajaran,[9] yaitu:
Langkah ke-1
|
Pelajari GBPP yang berkenaan dengan tujuan kurikuler
dan tujuan instruksional, pokok bahasan, dan subpokok-subpokok bahasan.
|
Langkah ke-2
|
Pelajari bahan pengajaran yang berkenaan dengan ruang
lingkup dan urutan bahan pelajaran, yang bersumber dari buku tertentu, dan
sumber masyarakat.
|
Langkah ke-3
|
Pelajari konsep, prinsip, keterampilan, dan aspek-aspek
afektif yang terkandung dalam tiap komponen bahan pelajaran.
|
Langkah ke-4
|
Susun rincian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan
instruksional khusus yang hendak dicapai.
|
Langkah ke-5
|
Tetapkan evaluasi bahan pelajaran untuk tiap pokok
bahasan yang telah dikembangkan dalam satuan pelajaran.
|
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan
materi pelajaran,[10] antara lain:
a. Materi
pelajaran hendaknya sesuai dengan/ menunjang tercapainya tujuan instruksional,
dalam rangka mewujudkan fungsi pendidikan yang diemban oleh sebuah lembaga.
b. Materi
pelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan perkembangan siswa pada
umumnya, karena suatu topik yang sama dapat berbeda tingkat kedalamannya untuk
tingkat sekolah/ kelas yang berbeda.
c. Materi
pelajaran hendaknya terorganisasi secara sistematik dan berkesinambungan.
Artinya antara bahan yang satu dengan bahan yang berikutnya ada hubungan
fungsional, di mana bahan yang satu menjadi dasar untuk/ berkaitan dengan bahan
berikutnya.
d. Materi
pelajaran hendaknya mencakup hal-hal yang bersifat faktual maupun konseptual.
Faktual sifatnya konkret dan mudah diingat, sedangkan konseptual berisikan
konsep-konsep abstrak, dan memerlukan pemahaman yang lebih dalam.
Secara lebih terperinci, Andi Prastowo menuliskan
langkah-langkah dalam pemilihan masing-masing bahan ajar, yaitu: pertama,
pemilihan bahan ajar cetak (meliputi handout, buku teks pelajaran, modul, LKS,
brosur, leaflet, wallchart, dan foto atau gambar). Kedua, pemilihan bahan
ajar model atau maket. Ketiga, pemilihan bahan ajar audio (meliputi radio dan
kaset/ PH/ CD). Keempat, pemilihan bahan ajar audio-visual (meliputi
video, film, dan orang), dan kelima, pemilihan bahan ajar interaktif.[11]
C. STRATEGI
PENYUSUNAN BAHAN AJAR
Dalam penyusunan bahan ajar, ada beberapa kriteria yang
harus diperhatikan, agar pesan yang ingin disampaikan bermakna sebagai bahan
pelajaran.[12] Adapun kriteria tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Novelty. Artinya suatu pesan
akan bermakna apabila bersifat baru atau mutakhir.
b. Proximity, artinya pesan yang
disampaikan harus sesuai dengan pengalaman siswa.
c. Conflict, artinya pesan
yang disajikan sebaiknya dikemas sedemikian rupa sehingga menggugah emosi.
d. Humor, artinya pesan yang
disampaikan sebaiknya dikemas sehingga menampilkan kesan lucu.
Sedang dalam proses penyusunan (dalam hal ini ada juga
yang menggunankan bahasa ‘pengemasan’) materi pembelajaran, dapat dilakukan
dengan dua cara, yakni pengemasan secara visualdan pengemasan dalam
bentuk cetakan. Dan dalam bentuk apapun, pengemasan bahan pelajaran harus
memperhatikan kriteria di atas.
Selain kriteria-kriteria tersebut di atas, ada beberapa
pertimbangan teknis yang perlu diperhatikan dalam mengemas materi pelajaran,[13] yaitu:
1.
Kesesuaian
dengan tujuan yang harus dicapai
Kesesuaian antara pengemasan bahan pelajaran dengan
tujuan yang harus dicapai, harus menjadi bahan pertimbangan pertama. Sebab,
dalam pendekatan sistem, tujuan adalah komponen yang utama dalam proses
pembelajaran.
Oleh sebab itu, sebelum dilakukan pengemasan materi
pelajaran sebaiknya ditentukan terlebih dahulu tujuan yang harus dicapai baik
tujuan dalam bentuk perubahan perilaku yang bersifat umum(goals), maupun
perilaku terukur dalam bentuk indikator hasil belajar (objectives).
2.
Kesederhanaan
Bahan pelajaran dikemas dengan tujuan untuk mempermudah siswa
belajar. Dengan demikian, kesederhanaan pengemasan baik dalam bentuk
pengemasannya itu sendiri, atau bahasa yang digunakan merupakan salah satu
pertimbangan yang harus diperhatikan.
3.
Unsur-unsur
desain pesan
Dalam setiap kemasan, sebaiknya terdapat unsur gambar
dan caption, dan unsur gambar atau caption itu harus menjadi bagian dari
teknik penyajian. Sebab, salah satu kriteria keberhasilan pengemasan pesan atau
informasi yang disajikan adalah apakah pengemasan tersebut mudah dipahami atau
tidak. Agar lebih mudah dipahami, maka penyajian pesan harus menyertakan gambar
atau caption.
4.
Pengorganisasian
bahan
Bahan pelajaran sebaiknya disusun dalam bagian-bagian
menuju keseluruhan. Bahan pelajaran akan lebih mudah dipahami manakala disusun
dalam bentuk unit-unit terkecil atau dalam bentuk pokok-pokok bahasan yang
dikemas secara induktif. Selesai siswa mempelajari unit tertentu segera berikan
umpan balik, demikian seterusnya sampai siswa menguasai materi secara
keseluruhan secara tuntas (mastery).
5.
Petunjuk
cara penggunaan
Dalam bentuk apapun pengemasan materi harus disusun
petunjuk cara penggunaannya. Hal ini sangat penting, apalagi seandainya bahan
ajar dikemas untuk pembelajaran mandiri seperti modul, pengajaran
berprogama (program teaching) atau mungkin CD Interaktif dan
pembelajaran melalui kaset.
Adapun bentuk pengemasan bahan pelajaran, dapat
diklasifikasikan menjadi tiga macam,[14]yaitu:
1. Materi
pelajaran terprogram
Materi pelajaran terprogram adalah salah satu bentuk
penyajian materi pembelajaran individual, sehingga meteri pelajaran dikemas
untuk dapat dipelajari secara mandiri.
Adapun ciri-ciri dari materi pelajaran terprogram adalah:
a. Materi pelajaran
disajikan dalam bentuk unit atau bagian terkecil
b. Menuntut aktivitas
siswa
c. Mengetahui
dengan segera setiap selesai mempelajari materi pelajaran
Materi terprogram bisa dikemas dalam bentuk
tercetak (printed material), yang kemudian dikenal dengan pengajaran
terprogram (program teaching) atau bisa dalam bentuk non-tercetak
seperti dalam bentuk video dan komputer (computer based instructional).
Dalam pengajaran terprogram, harus memberikan umpan balik
tentang jawaban atas pertanyaan yang diberikan setelah siswa mempelajari sataun
terkecil dari materi pelajaran, maka dalam bingkai berikutnya disajikan jawaban
yang benar. Dengan demikian, siswa dapat mengoreksi sendiri dari setiap
jawaban.
Berikut gambar desain pengemasan materi pelajaran terprogram:
Bingkai 1
|
Bingkai 2
|
Bingkai 3
|
Bingkai 4
|
Materi Pelajaran 1
|
Jawaban 1
|
Jawaban 2
|
Jawaban 3
|
Item Tes 1
|
Materi Pelajaran 2
|
Materi Pelajaran 3
|
Materi Pelajaran 4
|
Item Tes 2
|
Item Tes 3
|
Item Tes 4
|
2. Pengemasan
materi melalui modul
Seperti halnya materi pelajaran terprogram, pengemasan
materi pelajaran melalui modul merupakan bentuk pengemasan materi individual.
Materi pelajaran yang dikemas dalam bentuk modul memungkinkan siswa dapat
belajar lebih cepat atau lebih lambat sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Dalam sebuah modul, minimal berisi tentang:
a. Tujuan yang
harus dicapai
b. Petunjuk penggunaan
c. Kegiatan
balajar (materi yang harus dipelajari oleh siswa)
d. Rangkuman materi
(garis-garis besar materi pelajaran)
e. Tugas dan
latihan
f. Sumber
bacaan
g. Item-item tes
h. Kriteria
keberhasilan
i. Kunci
jawaban
3. Pengemasan
materi pelajaran kompilasi
Kompilasi adalah bahan belajar yang disusun dengan
mengambil bagian-bagian yang dianggap perlu dari berbagai sumber belajar dan
menggabungkannya menjadi satu kesatuan untuk dipelajari
siswa. Sumber belajar yang menjadi bahan kompilasi biasanya berasal
dari buku-buku teks (text book), yang dianggap langka sehingga sulit
didapatkan oleh para siswa.
Manfaat yang bisa diambil dari pengemasan materi
pelajaran kompilasi, diantaranya adalah siswa dapat belajar secara utuh dari
bahan-bahan yang diperlukan sehingga dapat menghemat waktu dan biaya, karena
materi pelajaran sudah merupakan kesatuan dari bahan-bahan yang tercecer.
Adapun hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam
penyusunan materi pelajaran kompilasi ini adalah:
a. Tentukan
tujuan yang harus dicapai
b. Kemukakan secara
ringkas tentang bahan-bahan yang dikompilasikan
c. Jelaskan
petunjuk-petunjuk dalam mempelajari bahan kompilasi
d. Buatlah alat tes
e. Antara satu
bahan yang diambil dari satu sumber dan sumber lainnya, diberi penyekat
Sedangkan menurut Andi Prastowo, ada tiga langkah utama
pembuatan bahan ajar yang mudah diaplikasikan,[15] yaitu:
1) Analisis kebutuhan bahan ajar
Analisis kebutuhan bahan ajar merupakan hal pertama yang
harus dilakukan. Langlah ini meliputi tiga tahap, yaitu:
a. Menganalisis kurikulum
Ada lima hal yang perlu diperhatikan, yaitu: standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, dan pengalaman belajar.
b. Menganalisis
sumber belajar
Ada tiga kriteria yang harus diperhatikan dalam analisis
sumber belajar, yaitu: ketersediaan, kesesuaian, dan kemudahan.
c. Memilih dan menentukan bahan ajar
Berkaitan dengan pemilihan dan penentuan bahan ajar, ada
tiga prinsip yang dapat dijadikan pedoman, yaitu: prinsip relevansi,
konsistensi, dan kecukupan.
2) Menyusun peta bahan
ajar
Menurut Diknas (2004), paling tidak ada tiga kegunaan
penyusunan peta bahan ajar, yaitu:
a. Mengetahui jumlah bahan ajar
yang harus ditulis
b. Mengetahui sekuensi atau urutan
bahan ajar
c. Menentukan sifat bahan
ajar
3) Membuat bahan ajar berdasarkan struktur masing-masing
bentuk bahan ajar
Bahan ajar terdiri atas susunan bagian-bagian yang
kemudian dipadukan, sehingga menjadi sebuah bangunan utuh yang layak disebut bahan
ajar.
Secara umum, terdapat tujuh komponen dalam setiap bahan
ajar, yaitu:
a. Judul
b. Petunjuk
belajar
c. Kompetensi
dasar atau materi pokok
d. Informasi
pendukung
e. Latihan
f. Tugas
atau langkah kerja
g. Penilaian
Adapun struktur masing-masing bahan ajar, baik cetak,
model atau maket, audio, audio-visual, interaktif dan lingkungan adalah
sebagaimana terlampir. Begitu juga dengan teknik penyusunan bahan ajar,
sebagaimana terlampir.
D. PEMANFAATAN BAHAN AJAR
Ada beberapa persyaratan yang perlu diketahui oleh para
pendidik/ guru dalam memanfaatkan berbagai sumber belajar,[16] yaitu antara lain:
a. Tujuan
instruksional hendaknya dijadikan pedoman dalam memilih sumber belajar yang
shahih.
b. Pokok-pokok
bahasan yang menjelaskan analisis isi pelajaran yang akan disajikan kepada
siswa.
c. Pemilihan
strategi, metode pengajaran yang sesuai dengan sumber belajar.
d. Sumber-sumber
belajar yang dirancang berupa media instruksional dan bahan tertulis yang tidak
dirancang.
e. Pengaturan
waktu sesuai dengan luas pokok bahasan yang akan disampaikan kepada siswa.
f. Evaluasi,
yakni bentuk evaluasi yang akan digunakan.
Memanfaatkan berbagai sumber belajar, baik yang
dirancang (by designed) maupun yang digunakan (by
utilization) untuk maksud kegiatan belajar-mengajar, sebaiknya didasarkan
pada bagan arus (flowcart) yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.
Langkah-langkahnya secara terinci adalah sebagai berikut:[17]
Langkah 1
|
Merumuskan TIK.
|
Langkah 2
|
Dalam TIK, disebukan secara jelas domain apa saja yang
terkandung di dalamnya.
|
Langkah 3
|
Menyusun pokok bahasan berdasarkan langkah 1 dan 2.
|
Langkah 4
|
Semakin terinci dan jelas kita menjabarkan pokok
bahasan sampai beberapa tingkat, akan semakin jelas pula dalam memilih sumber-sumber
belajar yang tepat.
|
Langkah 5
|
Memilih kegiatan belajar-mengajar, berarti menentukan
wahana yang dapat mengantarkan pesan kepada siswa.
|
Langkah 6
|
Dalam memilih metode inquiry, yaitu diskusi,
eksperimen, darmawisata, simulasi, kerja kelompok, dan lain-lain diperlukan
sumber-sumber tertentu sesuai pula dengan tujuan khusus dan kondisi yang
diperlukan. Untuk itu diperlukan sumber belajar berupa bahan tertulis dan
bahan non cetak.
1.1 Bilamana sumber belajar yang
dipilih itu yang paling sesusai adalah bahan tertulis, perlu dikhususkan
lagi, misalnya buku teks, modul, ensiklopedi.
1.1.1 Kalau ternyata
waktu yang tersedia dibatasi, pemilihan sumber belajar bisa diambil dari
daftar di kotak A, yaitu buku teks, majalah, pamphlet, brosur, Koran, gambar,
diagram, dan sebagainya.
1.1.2 Jika waktu cukup banyak,
artinya setiap individu bebas menurut kemampuan dan kecepatan belajarnya,
dapat dipilih sumber belajar di kotak B, yaitu modul, pengajaran berprogram,
buku pengayaan, literature tambahan, dan sebagainya.
1.2 Jika waktu terbatas,
pergunakanlah sumber-sumber belajar di kotak C, yaitu modul, pengajaran
berprogram, lembaran instruksional.
6.2.2 Bila waktu tak terbatas,
pakailah sumber-sumber belajar di kotak D, yaitu majalah, surat kabar, dan
brosur.
|
Langkah 7
|
Bilamana memilih pelbagai metode yang berkelompok dalam
strategi expository, apakah akan menggunakan sumber-sumber belajar
tertulis atau tidak tertulis?
7.1 Bila diperlukan
sumber-sumber belajar tertulis, maka sampai langkah 7.1.1, kalau waktunya
terbatas, pilihlah sumber-sumber belajar di kotak E, yaitu buku teks, kamus,
dan sebagainya.
7.2 Untuk waktu tak
terbatas, pergunakanlah sumber-sumber belajar di kotak F, yaitu majalah,
Koran dan brosur.
Kotak G dipilih jika sesuai dengan langkah 7.2.1, yaitu
sumber-sumber tak tertulis dan waktu terbatas dengan memanfaatkan narasumber
dan ceramah.
Kotak H dipilih untuk sumber belajar tak tertulis
dengan waktu cukup banyak. Pakailah sumber-sumber belajar masyarakat berupa
majalah, surat kabar, brosur.
|
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran
meliputi: prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Adapun
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan materi pelajaran adalah:
a) Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan/ menunjang tercapainya tujuan
instruksional, b) Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat
pendidikan perkembangan siswa pada umumnya, c) Materi pelajaran hendaknya
terorganisasi secara sistematik dan berkesinambungan, d) Materi pelajaran
hendaknya mencakup hal-hal yang bersifat faktual maupun konseptual.
Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar
meliputi: 1) Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran, 2) Memilih jenis
materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan 3)
Memilih sumber bahan ajar.
Dalam penyusunan bahan ajar, ada beberapa kriteria yang
harus diperhatikan, yaitu: a) Novelty,
b) Proximity, c) Conflict, dan d) Humor.
Selain kriteria, ada beberapa pertimbangan teknis yang perlu
diperhatikan dalam mengemas materi pelajaran, yaitu: a) Kesesuaian
dengan tujuan yang harus dicapai, b) Kesederhanaan, c) Unsur-unsur
desain pesan, d) Pengorganisasian bahan, dan e) Petunjuk cara
penggunaan.
Menurut Andi Prastowo, ada tiga langkah utama pembuatan
bahan ajar yang mudah diaplikasikan, yaitu: a) Analisis kebutuhan bahan ajar,
b) Menyusun peta bahan ajar, dan c) Membuat bahan ajar berdasarkan struktur
masing-masing bentuk bahan ajar.
Memanfaatkan berbagai sumber belajar, baik yang dirancang (by
designed) maupun yang digunakan (by utilization) untuk maksud
kegiatan belajar-mengajar, sebaiknya didasarkan pada bagan
arus (flowcart) yang telah dipersiapkan terlebih dahulu, yang terdiri
dari tujuh langkah.
STRUKTUR BAHAN AJAR[18]
STRUKTUR BAHAN AJAR[18]
No.
|
Komponen
|
Bahan Ajar
|
|||||||||||||||||||
Cetak
|
Audio
|
Audio-Visual
|
Interaktif
|
Lingkungan
|
|||||||||||||||||
Ht
|
Bu
|
Ml
|
LKS
|
Bro
|
Lf
|
Wch
|
F/Gb
|
Mo/M
|
Ka/CD/PH
|
Rad
|
Vd/Fl
|
Org
|
CD
|
Org
|
|||||||
1
|
Judul
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
**
|
**
|
||||
2
|
Petunjuk belajar
|
-
|
-
|
√
|
√
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
√
|
-
|
√
|
-
|
√
|
-
|
**
|
||||
3
|
KD/ MP
|
-
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
**
|
**
|
**
|
**
|
**
|
√
|
√
|
√
|
**
|
**
|
||||
4
|
Informasi pendukung
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
**
|
**
|
**
|
√
|
√
|
√
|
**
|
√
|
**
|
**
|
||||
5
|
Latihan
|
-
|
√
|
√
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
√
|
**
|
√
|
**
|
**
|
||||
6
|
Tugas/ langkah kerja
|
-
|
-
|
√
|
√
|
-
|
-
|
-
|
**
|
**
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
**
|
**
|
||||
7
|
Penilaian
|
-
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
**
|
**
|
**
|
**
|
**
|
√
|
**
|
√
|
**
|
**
|
||||
Keterangan:
Ht=Handout, Bu=Buku, Ml=Modul, LKS=LKS, Bro=Brosur,
Lf=Leaflet, Wch=Wallchart, F/Gb= Foto/Gambar, Mo/M=Model/ Miket, Ka=Kaset,
CD=Compact Disc, PH=Piringan Hitam, Rad=Radio, Vd=Video, Fl=Film, Org=Orang
√ = Harus ada, - = Tidak ada, ** = Pada kertas lain
|
|||||||||||||||||||||
TEKNIK PENYUSUNAN BAHAN AJAR[19]
No.
|
Jenis Bahan Ajar
|
Teknik Penyusunan
|
1
|
Cetak
(Handout, Buku, Modul, LKS, Brosur, Leaflet, Wallchart,
Foto/ Gambar, Model/ Miket)
|
1. Judul/ materi sesuai
yang disajikan harus berintikan pada KD/ MP yang harus dicapai oleh peserta
didik.
2. Ada enam hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
a. Tampilannya
jelas dan menarik
b. Bahasa yang
mudah
c. Mampu
menguji pemahaman
d. Adanya
stimulan
e. Kemudahan
dibaca
f. Materi
instruksional
|
2
|
Audio
(Kaset/ CD/ PH, Radio)
|
2. Judul diturunkan dari
KD/ MP sesuai dengan besar kecilnya materi
3. Adanya petunjuk penggunaan
4. Informasi pendukung
dijelaskan secara jelas, padat dan menarik dalam bentuk tertulis dan direkam
dalam pita kaset, PH, atau CD
5. Tugas-tugas ditulis
dalam lembar kertas lain
6. Penilaian dapat
dilakukan terhadap hasil karya dari tugas yang diberikan
7. Menggunakan berbagai
sumber belajar yang dapat memperkaya materi
|
3
|
Audio-Visual
(Video/ Film, Orang)
|
1. Analisis kurikulum
2. Penentuan media
3. Skema yang menunjukkan
sekuensi (skenario) dari sebuah program video/ film atau skrip
4. Pengambilan gambar
5. Proses editing
|
4
|
Interaktif
(CD Interaktif, Orang)
|
1. Diperlukan pengetahuan
dan keterampilan pendukung yang memadai
2. Biasanya disajikan
dalam bentuk CD
3. Menurunkan judul dari
KD/ MP sesuai dengan besar kecilnya materi
4. Menuliskan petunjuk
pembelajarannya
5. Menjelaskan informasi
pendukung secara jelas, padat, dan menarik dalam bentuk tertulis maupun
gambar diam/ bergerak
6. Menuliskan tugas-tugas
dalam program interaktif
7. Melakukan penilaian
terhadap hasil karya dari tugas yang diberikan
8. Menggunakan berbagai
sumber belajar yang dapat memperkaya materi
|
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar